Flu Babi dan Lapo Favorit Saya

Peringatan akan sesuatu yang membahayakan memang sebuah hal yang patut untuk disebarkan secara luas. Akan tetapi, peringatan akan sesuatu yang salah hanya akan menimbulkan kepanikan yang tak berujung.

Sekali lagi saya dihubungi oleh orang tua saya perihal flu babi dan anjuran untuk tidak memakan daging babi untuk sementara waktu. Alasannya adalah, orang tua saya menonton acara berita yang menghadirkan salah seorang menteri dan disebutkan bahwa untuk sementara jangan mengonsumsi daging babi. Tentu saja, orang tua saya langsung percaya karena yang menyatakan hal tersebut adalah seorang menteri… Tidak perlu cerita panjang, saya langsung mengirimkan dokumen resmi dari WHO ke orang tua saya untuk dibaca.

Seperti halnya kasus hoax Phenylpropanolamine, masyarakat kita terkadang memercayai sesuatu langsung dari mulut ke mulut tanpa klarifikasi dahulu… Contoh yang lebih konkrit? Anda cukup berteriak “MALING!!!” sembari menunjuk kepada seorang lelaki setengah baya di tengah kerumunan, seraya pasti lelaki tersebut akan dikerumuni massa dan dipukuli tanpa sebab.

Dokumen resmi dari WHO menjelaskan bahwa “Flu Babi” tidak dapat menular melalui daging babi yang sudah diolah dengan panas minimal 70 derajat celcius. Titik. Hal ini serupa dengan perlakuan terhadap daging ayam yang dicurigai terkontaminasi “Flu Burung”, Anda cukup memasaknya dengan panas yang sama. Seperti kita ketahui, rata-rata orang memasak dengan suhu 100 derajat lebih dengan cara menggoreng atau merebus. Jadi, apabila Anda memasak daging tersebut dengan cara konvensional, tidak ada hal yang perlu ditakutkan.

Adapun dokumen resmi WHO menyatakan bahwa “Flu Babi” memiliki kemungkinan tinggi berasal dari kombinasi “Flu Manusia” dan “Flu Burung” yang menjangkiti seekor babi dan bermutasi menjadi “Flu Babi” atau secara klinis disebut sebagai H1N1.

Untuk informasi lebih lanjut dan lengkap, silahkan unduh/download dokumen resmi WHO dari link dibawah ini…

http://www.who.int/entity/csr/swine_flu/swine_flu_faq_26april.pdf

Perihal penjualan daging babi yang menurun. Menurut saya pribadi, itu hanyalah sebuah euforia tanpa dasar. “Flu Babi” berawal dari Meksiko dan hanya bisa menular dari manusia ke manusia, kecuali manusia yang telah tertular “Flu Babi” berdekatan dengan babi, barulah terjadi kemungkinan sang babi terjangkit virus tersebut.

Tadi pagi saya menonton berita CNN mengenai seorang wanita Korea menjadi “suspect” “Flu Babi”, karena dia baru kembali dari Meksiko. Semua orang yang ada di pesawat tersebut langsung diperiksa secara medis dan wanita Korea ini masih menunggu hasil laboratorium dari Amerika perihal vonis kesehatannya.

Meksiko sendiri merupakan “Ground Zero” atau pusat penyebaran “Flu Babi” di dunia. Jadi, apabila kerabat Anda baru pulang dari Meksiko atau negara-negara tetangganya, terutama Amerika Serikat… Berhati-hatilah apabila mereka merasakan gejala flu… Bukan berhati-hati mengonsumsi daging babi.

Saya hanya lebih cemas terhadap kultur masyarakat yang gemar membuang ludah sembarangan. Karena ludah yang mengering lebih rentan menyebarkan virus secara “air-born” dibanding cara penyebaran virus lainnya.

Sedikit bacaan di kala senggang:

Pernyataan departemen agrikultur Amerika Serikat perihal konsumsi daging babi

Situs resmi WHO

Aman makan daging babi berita MSNBC