Transmisi otomatis di era moderen sudah menjadi teknologi wajib atau minimal pilihan yang menarik bagi kalangan pengendara mobil terutama di kota-kota besar yang padat kendaraan. Kenyamanan hanya menginjak gas dan rem, membuat pengendara transmisi otomatis tidak merasa selelah mereka yang menggunakan transmisi manual dalam kondisi macet.
Akhir-akhir ini, produsen otomotif Jepang mulai menggunakan teknologi CVT (Continous Variable Transmission) untuk transmisi otomatis mereka. Nissan memang yang pertama menjadi advokat teknologi ini, dengan menyertakan CVT di hampir semua produk mereka dari sedan hingga MPV besar. Dengan klaim kenyamanan berkendara yang optimal serta efisiensi bahan bakar, teknologi CVT menjadi ciri khas dari produk mobil Nissan. Honda di Indonesia sempat menjajal pasar dengan teknologi CVT pada produk Honda Jazz dan City pada tahun 2004 sebelum kembali menggunakan transmisi multi percepatan pada Jazz dan City generasi ke-2. Namun, dengan dibawah bendera Earth Dreams, Honda memperkenalkan kembali teknologi CVT yang hampir menyeluruh diadopsi dari model kelas pemula seperti Brio hingga kelas premium seperti Honda Accord dan Odyssey. Bahkan, Honda Civic dengan mesin turbonya juga telah menggunakan CVT.
Pengadopsian teknologi CVT yang massal oleh Honda bukanlah tanpa sebab, seperti Nissan, insinyur Honda tampaknya telah menyempurnakan beberapa aspek teknologi CVT mereka untuk menghasilkan performa, kenyamanan dan efisiensi untuk semua mobil Honda. Lalu Anda bertanya, apakah CVT dan mengapa Nissan serta Honda berbondong-bondong mengusung teknologi ini?
CVT, atau Continous Variable Transmission memiliki satu keunikan dibandingkan dengan semua teknologi transmisi otomatis yang ada di dunia, yaitu ketiadaan roda gigi. Transmisi multi percepatan memiliki roda gigi dengan rasio-rasio tertentu, seperti halnya transmisi manual. Untuk mencapai akselerasi tinggi, gigi rasio tinggi digunakan dan untuk mencapai efisiensi mesin tertinggi, gigi rasio rendah digunakan. Untuk mendapatkan kombinasi jumlah roda gigi yang ideal, diperlukan banyak roda gigi atau jumlah percepatan, yang menyebabkan ongkos material meningkat dan ukuran transmisi yang memanjang. Honda sendiri sudah mengembangkan dan menjual mobil dengan transmisi 10 percepatan pada mobil Odyssey di Amerika Serikat, namun hanya terbatas pada satu tipe termahal saja. Untuk produk massalnya, Honda tetap berpegang teguh pada penggunaan CVT.
CVT mengentaskan masalah jumlah gigi dengan solusi ideal, yaitu daripada menggunakan jumlah gigi yang banyak, CVT menggunakan dua buah pulley, memutar rantai besi yang membesar dan mengecil, menyesuaikan dengan kerja putaran mesin. Hal ini membuat kendaraan berakselerasi tanpa henti hingga titik tenaga tertinggi tanpa diperlukannya perpindahan gigi karena kedua buah pulley tersebut menyesuaikan besaran rasio gigi secara terus menerus.
Dalam keseharian saya mengendarai Brio dengan transmisi otomatis 5 percepatan, sangat terasa kondisi-kondisi dimana transmisi mengalami kebingungan untuk turun gigi atau tetap pada gigi yang berjalan, terutama ketika ingin mendahului mobil di jalan tol. Ketika saya menginjak pedal gas untuk mendahului, terkadang gigi turun sehingga mobil berakselerasi cepat tapi terkadang tidak, dimana saya harus menginjak pedal lebih dalam supaya gigi melakukan kickdown dan berakselerasi. Kondisi ini terjadi ketika rasio gigi yang dipilih berada di ambang tengah kedua rasio gigi terdekat. Dengan CVT, kondisi ini tidak akan pernah terjadi karena rasio gigi berubah sesuai kebutuhan, hanya tergantung beban mesin saja dan apakah sudah mencapai batas tenaga mesin yang mampu diberikan.
Tanpa adanya perpindahan gigi tentu membuat transmisi CVT menjadi sangat nyaman. Sayangnya tidak semua setuju. Untuk pengendara yang biasa membawa kendaraan manual maupun transmisi otomatis multi percepatan, ketiadaan hentakan perpindahan gigi membuat mengendarai kendaraan dengan CVT terasa aneh. Untungnya, CVT dapat diprogram untuk mensimulasikan rasio gigi tetap. Tapi hal ini tidak diperlukan dan bahkan mengurangi efisiensi CVT dari segi akselerasi dan penggunaan bahan bakar.